Kampus Jantung Hati Nanggroe Aceh Darussalam
lp3m-unsoed – Universitas Syiah Kuala, yang kini dikenal sebagai Universitas Syiah Kuala (USK). Merupakan institusi pendidikan tinggi terbesar dan tertua di Provinsi Aceh. Berlokasi di kawasan Darussalam, Banda Aceh, kampus ini telah menjadi ikon pendidikan tinggi yang tumbuh bersama sejarah dan perjuangan rakyat Aceh. Dalam membangun peradaban melalui ilmu pengetahuan. Nama “Syiah Kuala” sendiri diambil dari nama seorang ulama besar Aceh abad ke-17, Syekh Abdurrauf As-Singkili, yang memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu keislaman di Nusantara.
Berdirinya Universitas Unsyiah
Berdiri pada tanggal 2 September 1961. Unsyiah hadir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat Aceh terhadap lembaga pendidikan tinggi negeri. Kelahirannya tidak terjadi secara instan. Sebelumnya, masyarakat dan para tokoh Aceh telah lama menyuarakan keinginan untuk mendirikan universitas negeri di wilayah mereka sejak dekade 1950-an. Dukungan penuh datang dari tokoh-tokoh lokal, termasuk Gubernur Aceh saat itu, Ali Hasjmy, yang turut memperjuangkan pendirian Unsyiah kepada pemerintah pusat. Akhirnya, pada tahun 1960, berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP RI Nomor 11 Tahun 1960, pendirian Universitas Syiah Kuala disahkan secara resmi. Setahun kemudian, Presiden Soekarno meresmikan Unsyiah dan meletakkan batu pertama pembangunan kampusnya. Sejak saat itu, Unsyiah berkembang menjadi pusat pendidikan tinggi yang membanggakan, tak hanya bagi Aceh, tetapi juga untuk Indonesia bagian barat secara umum.
Peran Strategis Unsyiah Dalam Pembangunan Daerah Dan Bangsa
Universitas Syiah Kuala memainkan peran sentral dalam pembangunan sumber daya manusia Aceh. Sejak awal berdiri, universitas ini tidak hanya menyelenggarakan pendidikan di berbagai bidang ilmu, tetapi juga aktif dalam riset. Pengabdian masyarakat, dan pengembangan budaya lokal. Kampus ini menjadi wadah bagi generasi muda Aceh untuk mendapatkan akses ke pendidikan tinggi berkualitas tanpa harus keluar dari daerahnya. Dengan berbagai fakultas dan program studi yang terus berkembang, Unsyiah telah melahirkan ribuan sarjana, master, dan doktor dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari teknik, ekonomi, pertanian, hukum, kedokteran, hingga ilmu sosial dan pendidikan. Lulusan Unsyiah tersebar di berbagai instansi pemerintah, swasta, hingga lembaga internasional, dan banyak di antara mereka yang turut mengambil peran strategis dalam pembangunan Aceh pasca-konflik dan pasca-tsunami.
Unsyiah Pelopor Dalam Pemulihan Pendidikan
Selain itu, Unsyiah juga menjadi pelopor dalam pemulihan pendidikan dan sosial setelah tragedi tsunami 2004. Yang meluluhlantakkan Banda Aceh Kampus ini berperan besar dalam membangkitkan kembali semangat masyarakat Aceh. Melalui berbagai kegiatan akademik dan kemanusiaan. Banyak lembaga internasional yang menjadikan Unsyiah sebagai mitra strategis dalam proyek-proyek rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
Unsyiah Meningkatkan Kualitasnya Dari Tahun Ke Tahun
Unsyiah terus meningkatkan kualitasnya dari tahun ke tahun. Pada 2015, universitas ini berhasil meraih akreditasi institusi A dari BAN-PT, sebuah pengakuan nasional terhadap mutu pendidikan dan tata kelola yang baik. Pencapaian tersebut memperkuat posisi Unsyiah sebagai salah satu universitas unggulan di luar Pulau Jawa. Dalam beberapa tahun terakhir, Unsyiah juga semakin aktif membangun jejaring internasional dengan universitas-universitas di luar negeri. Program pertukaran mahasiswa, kolaborasi riset, serta publikasi internasional menjadi bagian dari strategi internasionalisasi kampus. Tujuannya jelas: menjadikan Unsyiah sebagai universitas berdaya saing global tanpa melupakan akar budaya lokal.
Transformasi Kelembagaan Unsyiah
Transformasi kelembagaan juga dilakukan, salah satunya melalui perubahan nama resmi dari “Unsyiah” menjadi Universitas Syiah Kuala (USK) pada tahun 2020. Perubahan ini mencerminkan semangat baru dalam memperkuat identitas, meningkatkan daya saing, dan memperluas pengaruh di tingkat nasional dan internasional. Sebagai lembaga yang telah berdiri lebih dari enam dekade, Universitas Syiah Kuala bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga merupakan simbol peradaban dan semangat rakyat Aceh. Di kampus inilah lahir pemikir, pemimpin, dan inovator yang siap membangun masa depan daerah dan bangsa. Dengan moto “Jantong Hatee Rakyat Aceh” (Jantung Hati Rakyat Aceh), USK akan terus menjadi mercusuar pendidikan yang membawa cahaya perubahan bagi Indonesia dari ujung barat negeri.